spririt

everiting is possible if we believe we can !

Wednesday, July 16, 2014

ada apa dengan Kampus kita #1

kali ini kita akan membahas tentang sistem yang ada pada kampus kita, apakah sistem pendidikan yang diterapkan sudah betul atau tidak, saya tidak mengatakan salah tapi hanya untuk memberikan gambaran tragedi yang terjadi umumnya disetiap kampus.

Kebanyakan kampus menjadi puncak himalaya yang sangat indah bila dilihat dari jauhtapi jika ingin sampai dipuncaknya akan banyak halangan yang harus dilalui termasuk hutan belantara dan badai salju untuk sampai dipuncak yang membuat sedikit orang yang mampu mendaki sampai puncak

Katakan setelah sampai dipuncaknya apa yang didapatkan ?

sebuah titel yang dipajang untuk memanjangkan sebuah nama ? YA

Sebuah kebanggaan dirin ? YA

Sebuah kebanggan dari orang tua dan keluarga ? YA

Sebuah jaminan pekerjaan bergaji tinggi ? BELUM TENTU

Sebuah jaminan menjadi wirausaha yang sukses ? BELUM TENTU

Sebuah Tiket Sukses ? BELUM TENTU

Biaya yang melambung tinggi untuk sekolah bukan sebuah investasi yang bisa dikembalikan dalam jangka waktu pendek. Sekolah-sekolah yang mempunyai biaya selangit juga lebih banyak menghasilkan lulusan-lulusan yang berkarier dan berkiprah tidak sesuai dengan bidang studinya. Saya pernah mendapati seorang apoteker yang duduk dimeja kantoran yang didepannya bertuliskan TELLER, papan namanya fulan, S.Farm Apt tapi papan dimejanya bertuliskan TELLER ? saya tidak tahu harus menyalahkan siapa dan siapa yang salah.

Kampus telah bergeser fungsi menjadi tempat formalistik belajar, bukan mempelajari kehidupan. Kampus menjadi tempat bagi antarmahasisiwa yang mau mengikuti koppetisi nilai dengan dirinya sendiri.

Anda, saya dan banyak lagi teman kita yang lain berada dalam mekanisme belajardemi selembar Print out IPK. Kita ini berapa dalam sistem nilai bahwa parameter sukses adlalah nilai tinggi, dan parameter gagal adalah nilai rendah, DO atau lulusan pas-pasan. Defenisi sukses telah dipersempit dalam perspektif nilai menjadi malas dan rajin. Nilai-nilai akademis lantas menjadi parameter kualitas kampus. Kampus-kampus yang menghasilkan lulusan yang banyak bernilai tinggi dipandang sebagai kampus favorit dan hebat. Maka, kampus besaing bagaikan perusahaan swasta yang berjuang demi memenangkan persaingan, bukan untuk menghasilkan lulusan yang mampu berkontribusi dalam kehidupan masyarakat yang lebih besar.

Kampus-kampus masa kini adalah lembaga penyaji nilai akademik, bukan processor sumber daya manusia yang dewasa dan berkualitas dikehidupan nyata. Bukankah begitu ?.

Mengapa demikian ? karena kurikulum perguruan tinggi belum disusun untuk menciptakan pribadi-pribadi mahasiswa yang utuh dengan pembentukan karakter dan konsep diri. Akibatnya, citra para mahasiswa sebagai agen pembaharu bangsa memburuk perlahan. Dari dulu yang dikenal sebagai intelektual santun , kini dikenal pemarah, sebagian dari mereka memiliki daya juang dan semangat semangat berprestasi kalah oleh olah anarkisme.





0 comments:

Post a Comment

 

pin :

26DE2B95

hp :

082220000622
 
Blogger Templates