spririt

everiting is possible if we believe we can !

.

.

Thursday, July 17, 2014

ada apa dengan Kampus kita #3

sahabat saya yang masih berjuang bersama saya didunia kampus, kita harus sadari bahwa kita hidup dilingkungan kampus tapi kita juga perlu sadari kemana kita setelah kampus, jangan terlena dengan kehidupan kampus dan sibuk untuk mengejar wisudawan terbaik, lulus dengan nilai yang sangat memuaskan.

Bapak Ganjar Pranowo ( Gubernur Jawa Tengah ) pernah mengatakan " Bangku kuliah merupakan sebuah keniscayaan untuk menjadi tahu, menjadi cerdas, dan kemudian mampu bersikap. Namun, hal itu tidak akan mungkin cukup ketika dunia sedang melakukan evolusinya: Berubah dengan sangat cepat ! tak ada yang mampu menghentikannya, bahkan kita akan digilas jika menjadi warga dunia yang biasa-biasa saja.

ake sahabat, kita lanjut lagi menelusuri bagaimana sih kampus kita

ada sebuah pernyataan yang menyatakan begini : Sementara masih menjabat sebagai mahasiswa, Anda tidak boleh hanya berfikir sebagai mahasiswa jika Anda berniat segera menjadi manusia yang dewasa.

kok bisa ????

Karena kampus adalah tempat adalah tempat untuk menancapkan ilmu-ilmu kedalam otak, bukan tempat untuk mengembangkan menjadi manusia yang dewasa sepenuhnya. kampus adalah panggung pentas para akademikus. Sehingga benar bahwa didunia akademis, nilai baik dari mata kuliah menjadi target capaian yang mesti dikejar.

tetapi diluar kampus, nilai-nilai itu bukan satu-satunya kunci untuk menuju kesuksesan. Hal ini jarang kita sadari, kebanyakan dari kita baru menyesali akan hal itu setelah mengetahui bahwa apa yang dipelajari dikampus tidak serjajar dengan kesiapan yang dibutuhkan oleh dunia kerja, dunia profesi atau dunia enterpreneur. kita mesti mulai menjelajahi pembelajaran tanpa kurikulum untuk mendapatkan "pengetahuan tentang bagemana memimpin diri sendiri, bagaimana mengedepankan sikap yang sesuai dengan lingkungan tertentu.

kalau boleh saya menelaah, satu hal yang sangat penting yang tidak ada didalam kurikulum kita dan menjadi sangat penting didunia pascakampus yaitu kecakapan KOMUNIKASI. Rendahnya kecakapan komunikasi menunjukkan fleksibilitas kaku, motivasi dan kreativitasi rendah, sulit menghargai orang lain; hal itu adalah "mental anak kampus", dan itu masih melekat pada diri kita. padahal Anda, saya dan sebagian teman-teman yang lain kita tahu bahwa kualitas komunikasi mencitrakan kedewasaan dan kepercayaan diri tinggi yang mempresentasikan kepercayaan diri kita untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Tetapi, mengapa jarang teman kita yang menyadari akan hal ini ? karena banyak teman kita yang terjebak pada paradigma prestasi "nilai akademik". Jebakan ini membuat mereka terlambat bahwa didunia modern ini nilai-nilai akademik itu hampir tidak berarti apapun jika tidak diimbangi kecakapan lain yang bakal bermanfaat untuk membumikan nilai-nilai akademik itu.

Kebijakan yang lebih menghargai indeks prestasi ( IP ) ketimbang bekal siap kerja yang baik merupakan salah satu pemicu membengkaknya angka pengangguran di tanah air. Kebanyakan lulusan perguruan tinggi memiliki IP yang tinggi namun segi keterampilan nol. Demikian yang diungkapkan direktur HR PT Pluit Propertindo Budi Sulisstyo dalam perbincangan dengan PortalHR.com di Jakarta. Dari pengalaman beliau dibidang properti kebanyakan para arsitek atau insinyur tehnik sipil yang baru terjun kelapangan tidak tahu cara memasang batu bata.

Menurut beliau, IP sama sekali tidak mencerminkan kemampuan seseorang dalam memecahkan suatu masalah. " itu dua hal yang sangat berbeda, saya lebih percaya skill yang didapat dari latihan ketimbang nilai hasil ujian dari hasil belajar semalam."

so my friend, dengan gambaran yang saya gambarkan diatas semoga dapat membuat teman-teman merenung dan menyadari bahwa dibutuhkan lebih dari hanyan mengandalkan nilai tinggi untuk bisa sukses dimana depan, ada banyak tempat diluar sana yang bisa kita tempati untuk belajar dan mengasah kemampuan berkomunikasi kita, silahkan teman-teman pilih karena dunia kampus tidak berhak atas masa depan teman-teman, sekali lagi kendali ada ditangan teman-teman kemana kendali itu akan Anda arahkan ???

semoga tulisan ini dapat membuka pikiran teman-teman, kita harus menyadariu bahwa dunia terus berjalan dan berkembang tanpa kita sadari, maka dari itu sebelum dunia menyadari kita akan perkembangannya, lebih baik kita menyadari bahwa dunia sedang berkembang, terima kasih :)


ada apa dengan Kampus kita#2

bagi teman-teman yang sudah baca "ada apa dengan kampus kita #1" monggo baca yang berikutnya, klo belum dibaca yang pertama dlu yaa,,,,,, nanti penasaran !

sebelum kita lanjut, kenapa saya merasa sangat penting untuk membahas ini. saya pernah membaca artikel dari bapak Anies Baswedan Ph.D beliau mengatakan "IPK yang tinggi akan menghantarkan pada panggilan wawancara kerja, tapi yang membuat anda terpilih dan meraih masa depan cemerlang adalah KUALITAS KEPEMIMPINAN." saya ingin tanyakan kepada teman-teman sudahlkah Anda diajarkan tentang kepemimpinan dikampus ? kalau iya seberapa banyak atau seberapa sering ?

oke mari kita lanjut bahasan yang bagian keduanya.

my dear friend, kini saatnya kita perlu memikirkan pendekatan baru yang perlu dikembangkan selam menjabat sebagai mahasiswa. RAJIN-RAJIN MELIHAT KELUAR, dan menemukan dunia nyata yang menarik untuk memperkuat pembelajaran kita sebagai mahasiswa. Dalam kesempatan itu, kita bakal menemukan banyak sekali perbedaan antara kehidupan nyata dan pelajaran dikampus.

kita akan menemukan banyak sekali orang sukses yang bukan semata-mata menjadi sukses karena prestasi nilai-nilai akademik. Ribuan orang sukses yang berasal dari mahasiswa  yang gagal menyelesaikan studi dengan nilai pas-pasan. bukan bearti kita harus bermalas-malasan, tapi saya hanya menggambarkan bahwa dunia diluar sana sangat jauh berbeda, kehidupan kampus yang selalu menoton akan menjadikan mental kita menjadi mental anak kampus, tahu bagaimana mental anak kampus silahkan bandingkan sendiri dengan teman-teman dekat Anda yang akademisis.

kurikulum kira dirancang sedemikian rupa sehingga hasil ujian adalah dewa penentu kecerdasan akademis, yang tentu saja belum tentu menjadi indikator kesuksesan didalam kehidupan pasca kampus.

Anda dan saya perlu menyadari bahwa dunia telah berubahmenjadi planet kreativitas. Masa sekarang percaya atau tidak percaya nilai akademik sudah tidak terlalu dibutuhkan lagi. ada sebuah wawanca dengan pemimpin sebuah perusahaan yang mengatakan nilai akademik bukan lagi menjadi jaminan diterimanya dalam suatu pekerjaan, butuh lebih dari pada nilai akademik, apa itu ? akan kita bahas pada bagian ketiga.

well, sahabat saya yang baik hatinya, pada intinya buka tanggung jawab kampus untuk membentuk kita menusia dewasa. kitalah yang memegang kendali penuh atas masa depan kita, sekarang pilihan teman-teman kalau Anda sepakat sama saya bahwa kendali penuh atas masa depan ada pada teman-teman silahkan pilih masa depan apa yang Anda inginkan, perlu saya sampaikan bahwa sukses itu tidak ada ketetapannya dalam UU. Sukses itu sesuai pada pendefinisian seseorang. definisikanlah sukses itu sebaik-baiknya selama masih ada waktu. Waktu terlalu egois jika menunggu teman-teman selesai mendefinisikan sukses. waktu tidak menungg teman-teman

SO, What are you waiting for ???

Wednesday, July 16, 2014

Kekuatan dari sebuah MIMPI




ada apa dengan Kampus kita #1

kali ini kita akan membahas tentang sistem yang ada pada kampus kita, apakah sistem pendidikan yang diterapkan sudah betul atau tidak, saya tidak mengatakan salah tapi hanya untuk memberikan gambaran tragedi yang terjadi umumnya disetiap kampus.

Kebanyakan kampus menjadi puncak himalaya yang sangat indah bila dilihat dari jauhtapi jika ingin sampai dipuncaknya akan banyak halangan yang harus dilalui termasuk hutan belantara dan badai salju untuk sampai dipuncak yang membuat sedikit orang yang mampu mendaki sampai puncak

Katakan setelah sampai dipuncaknya apa yang didapatkan ?

sebuah titel yang dipajang untuk memanjangkan sebuah nama ? YA

Sebuah kebanggaan dirin ? YA

Sebuah kebanggan dari orang tua dan keluarga ? YA

Sebuah jaminan pekerjaan bergaji tinggi ? BELUM TENTU

Sebuah jaminan menjadi wirausaha yang sukses ? BELUM TENTU

Sebuah Tiket Sukses ? BELUM TENTU

Biaya yang melambung tinggi untuk sekolah bukan sebuah investasi yang bisa dikembalikan dalam jangka waktu pendek. Sekolah-sekolah yang mempunyai biaya selangit juga lebih banyak menghasilkan lulusan-lulusan yang berkarier dan berkiprah tidak sesuai dengan bidang studinya. Saya pernah mendapati seorang apoteker yang duduk dimeja kantoran yang didepannya bertuliskan TELLER, papan namanya fulan, S.Farm Apt tapi papan dimejanya bertuliskan TELLER ? saya tidak tahu harus menyalahkan siapa dan siapa yang salah.

Kampus telah bergeser fungsi menjadi tempat formalistik belajar, bukan mempelajari kehidupan. Kampus menjadi tempat bagi antarmahasisiwa yang mau mengikuti koppetisi nilai dengan dirinya sendiri.

Anda, saya dan banyak lagi teman kita yang lain berada dalam mekanisme belajardemi selembar Print out IPK. Kita ini berapa dalam sistem nilai bahwa parameter sukses adlalah nilai tinggi, dan parameter gagal adalah nilai rendah, DO atau lulusan pas-pasan. Defenisi sukses telah dipersempit dalam perspektif nilai menjadi malas dan rajin. Nilai-nilai akademis lantas menjadi parameter kualitas kampus. Kampus-kampus yang menghasilkan lulusan yang banyak bernilai tinggi dipandang sebagai kampus favorit dan hebat. Maka, kampus besaing bagaikan perusahaan swasta yang berjuang demi memenangkan persaingan, bukan untuk menghasilkan lulusan yang mampu berkontribusi dalam kehidupan masyarakat yang lebih besar.

Kampus-kampus masa kini adalah lembaga penyaji nilai akademik, bukan processor sumber daya manusia yang dewasa dan berkualitas dikehidupan nyata. Bukankah begitu ?.

Mengapa demikian ? karena kurikulum perguruan tinggi belum disusun untuk menciptakan pribadi-pribadi mahasiswa yang utuh dengan pembentukan karakter dan konsep diri. Akibatnya, citra para mahasiswa sebagai agen pembaharu bangsa memburuk perlahan. Dari dulu yang dikenal sebagai intelektual santun , kini dikenal pemarah, sebagian dari mereka memiliki daya juang dan semangat semangat berprestasi kalah oleh olah anarkisme.





Renunga Buat Para Mahasiswa

Terima kasih kepada pembaca yang setia,,,,, kali ini saya akan mengulas potret Mahasiswa di Indonesia

Fakta : Saat ini masih sangat sedikit Mahasiswa yang meiliki ambisi untuk mempersiapkan diri menghadapi masa depan. Padahal salah satu kunci sukses adalah memiliki AMBISI, karena ambisi merupakan sebagai energi positif yang mampu memaksimalkan seluruh potensi yang ada dalam diri kita  untuk menghadapi kompetisi dimana yang akan mendatang.

- Minus ambisi = Minus perencanaan
- Minus perencanaan = Minus aksi
- Minus aksi = Minus peluang sukses
- Minus ambisi = Minus sukses

Sekedar menyegarkan ingatan kita bahwa ditahun 2015 era AFTA akan dimulai, dimana selurus aspek perekonomian akan hijrah kemana-mana ( pasar bebas ). Akan banyak pelaku ekonomi dari luar yang akan masuk ke negeri kita dan kita pun berhak untuk keluar, pertanyaannya kemuadian sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menghadapi era ini ??? kita patut syukuri banyak orang sebangsa kita keluar negeri untuk mencari nafkah, tapi mirisnya sebagai tenaga kerja. Jika kita tidak menyiapkan potensi diri kita dan mengasah potensi yang kita miliki untuk bersaing saya sendiri tidak mau menjadi tenaga kerja dinegara sendiri, bagemana dengan Anda ???

Survey membuktikan 60% dari total kelulusan perguruan tinggi pertahunnya menganggur, sebab rata-rata daya serap lapangan kerja hanya 37%. akan kemana yang lainnya ?. Rata angka kelulusan tingkat S1 dan diploma lebih dari 300.000 / tahun, belum lagi lulusan dari mahasiswa vokasi ( semacam kejuruan ) ditahun 2005 sekitar 838.795 orang dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 1.256.136, dan mengalami penurunan angka ditahun 2007 yang berkisar 979.374.

Pembaca yang buduman, sampai pada tahun akhir 2012 lulusan universitas yang bekerja masih berjumlah sekitar 7,9 juta orang yang bila dibandingkan penduduk Indonesia yang berkisar 245 juta jiwa. Setidaknya pemerintah harus menyiapkan 10.000 lapangan pekerjaan untuk mengurangi angka pengangguran pasca kelulusan tingkat perguruan tinggi.

Kita tidak mungkin menjadi apa-apa kalau bukan kita sendiri yang menciptakannya, dari total 100% ilmu yang harus kita miliki hanya 25% yang kita dapatkan dari jenjang pendidikan formal dan 75%-nya lagi dimana ?? sekali-kali kita harus menengok keluar dan mempelajari kehidupan diluar karena itu akan membuat kita semakin dewasa.


Friday, May 2, 2014

Trik Menaklukkan Kekacauan dalam Berbisnis

Setiap pendiri usaha rintisan membicarakan tentang kekacauan dalam bisnis mereka, yang biasanya mereka anggap dipicu oleh meledaknya pertumbuhan yang dibutuhkan untuk mencetak aliran kas yang positif. Mereka membayangkan sebuah lingkungan yang stabil setelah satu titik dan mengharapkan pemasukan yang signifikan untuk hidup dengan nyaman dan bahagia sembari mempertahankan basis pelanggan yang setia namun statis.

Sayangnya, persepsi keliru ini sering menyebabkan layunya bisnis yang sedang bersemi. Atau setidaknya berujung dengan berakhirnya masa jabatan  seseorang sebagai seorang CEO.

Entrepreneur dalam perjalanan bisnisnya tidak bisa menghindari terjadinya kekacauan. Mereka hanya bisa berkawan atau menjauhinya dengan risiko akan mengalami kejatuhan dalam perjalanan bisnisnya. Hidup dengan kekacauan atau temukan cara untuk menaklukkan kekacauan itu!

Sebagian pemilik usaha kecil berharap untuk mengurangi tekanan dengan menjaga bisnis mereka tetap stabil (baca : statis) dan yakin bahwa mereka bisa mengandalkan para pemberi rekomendasi dan mengulang kesuksesan bisnis secara terus-menerus. Bahkan dengan cara itu, ada berbagai alasan utama mengapa tidak berinovasi bisa bermakna kematian bisnis kita:
  • Para pesaing menyerbu masuk dan mengambil alih. Selalu ada orang di sekitar Anda yang memiliki dana lebih banyak yang dapat menemukan sinergi antara posisi Anda dan mereka. Setelah mereka mengetahui Anda memiliki daya tarik yang kredibel, mereka bisa merebut posisi Anda dengan biaya yang lebih rendah (berarti harga yang lebih rendah pula) daripada dana yang Anda harus belanjakan untuk membangunnya. Jangan mengandalkan orang lain untuk satu ini.
  • Para pegawai berhenti berinovasi. Para karyawan adalah manusia dan lingkungan yang sudah sedemikian familiar dan statis lebih nyaman daripada lingkungan yang dinamis dan selalu menghadirkan banyak hal baru. Inovasi membutuhkan usaha keras dan panjang untuk menjelajahi hal-hal yang belum pernah kita eksplorasi, yang pada gilirannya akan memicu kekacauan.
  • Produk Anda menjadi usang dengan cepat. Perubahan ialah satu-satunya hal yang tetap bertahan dalam sebuah bisnis yang sukses. Teknologi terus berkembang dengan kecepatan tinggi sehingga Anda akan selalu tertinggal di belakangnya, menaikkan biaya dan Anda pun seketika menjadi tidak kompetitif lagi.
  • Pendapatan Anda menurun. Dengan produktivitas karyawan yang menurun dan teknologi yang ketinggalan jaman, biaya akan mebubung tinggi dan pendapatan menurun. Bahkan entrepreneur hebat terpukau pada seberapa cepat hal ini menimbulkan situasi yang tidak bisa diduga.
Solusi nyata untuk semua ini ialah dengan menaklukkan kekacauan. Dan pada saat yang sama kita terus menerus menjangkau ke pasar yang ada dan memperbaiki bisnis dalam aspek teknologi.
Dalam menaklukkan kekacauan, dibutuhkan dua strategi kunci:
  1. Strategi pola pikir. Pola pikir Anda ialah modal dasar emosi, yang didukung  oleh optimisme disiplin dan kemandirian entrepreneurial. Semua ini memberikan Anda kapasitas utnuk menumbuhkembangkan bisnis tanpa terlalu tersedot olehnya. Anda harus menemukan cara untuk menyegarkan kembali hal-hal ini secara teratur dan menemukan keseimbangan antara imbalan versus rasa sakit untuk menjaga keberlangsungan perusahaan Anda.
  2. Strategi sistem. Strategi ini meliputi proses dan alat yang Anda implementasikan untuk menumbuhkan bisnis dan membuatnya berjalan lancar dan profitable. Strategi kuncinya ialah sentralisasi, otomatisasi dan tindak lanjut. Sekali lagi, keseimbangan ialah kuncinya, disertai dengan pengukuran sepanjang pelaksanaan agar tetap berada di jalur yang seharusnya.
Bahkan setelah Anda menjinakkan kekacauan, Anda menghadapi tantangan terus menerus untuk menghindari kemunduran. Begitu sistem telah diterapkan, Anda harus memberikan waktu yang telah Anda hemat sebelumnya. Pastikan ambisi Anda sendiri tidak akan menimbulkan kekacauan lagi. Dan jangan terjerumus kembali pada keyakinan bahwa bisnis Anda akan gagal tanpa Anda. Sedikit bersantai, lepaskan dan nikmati kebebasan yang sudah Anda rengkuh susah payah. (*/Akhlis)
 

pin :

26DE2B95

hp :

082220000622
 
Blogger Templates